Pakai IUD Masih Bisa Hamil, Ini Penjelasannya
Infobunda.id - Topik kehamilan memang selalu menarik untuk dibahas, ya, Bun. Banyak wanita merasa bahagia saat mengetahui dirinya hamil, tapi ada juga yang justru terkejut, apalagi jika kehamilan itu datang saat sedang menggunakan alat kontrasepsi seperti IUD.
Ilustrasi IUD, Pakai IUD Masih Bisa Hamil, Ini Penjelasannya |
Hal ini dialami oleh Kesha Ratuliu, artis sekaligus keponakan Mona Ratuliu. Kesha membagikan kisah mengejutkannya saat mengetahui dirinya hamil meski sudah menggunakan KB IUD. Ia dan sang suami awalnya tak menyangka bisa ‘kebobolan’ karena merasa sudah menggunakan alat kontrasepsi yang seharusnya sangat efektif.
Padahal, kehamilan saat menggunakan IUD masih mungkin terjadi, terutama jika posisi IUD bergeser seperti yang terjadi pada Kesha.
Seberapa besar kemungkinan hamil saat pakai IUD?
IUD atau intrauterine device adalah salah satu metode kontrasepsi yang cukup populer di Indonesia. Bentuknya menyerupai huruf T dan dipasang di dalam rahim untuk mencegah kehamilan. KB ini diklaim mampu mencegah kehamilan hingga 99% dengan efek samping yang minim.
Namun, menurut WebMD, sekitar 1% wanita masih bisa hamil meski sudah menggunakan IUD. Artinya, dari 100 wanita yang memakai IUD, satu di antaranya bisa mengalami kehamilan dalam satu tahun pemakaian.
Hal ini bisa terjadi, misalnya jika hubungan intim dilakukan dalam 7 hari setelah pemasangan IUD atau jika posisi IUD tidak berada pada tempat seharusnya.
Biasanya, IUD akan berada di dasar rahim dan benangnya akan menjulur hingga ke dalam vagina. Jika posisinya berubah, maka efektivitasnya menurun, dan bisa menyebabkan kehamilan.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), risiko IUD bergeser dan keluar dari tempatnya berada di angka 2–10% dalam satu tahun pertama. Kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita yang sedang menyusui atau yang langsung memasang IUD setelah melahirkan.
Kadang IUD yang bergeser bisa keluar dengan sendirinya, meski ada juga yang kembali ke posisi semula. Masalahnya, pergeseran ini biasanya tak disadari, karena tidak menimbulkan gejala. Namun, beberapa tanda seperti benang IUD terasa lebih pendek, perdarahan hebat, kram perut yang tidak biasa, atau keputihan abnormal bisa menjadi petunjuk.
Apa risiko jika hamil saat pakai IUD?
Walau tetap mungkin terjadi, kehamilan saat memakai IUD membawa beberapa risiko, seperti dikutip dari Medical News Today:
Kehamilan ektopik
Ini terjadi ketika embrio menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Gejalanya bisa berupa nyeri perut sebelah, perdarahan tidak normal, hingga nyeri punggung bawah.
Komplikasi kehamilan
Berdasarkan studi dari AAAS yang meneliti lebih dari 220 ribu kelahiran, komplikasi seperti kehamilan ektopik bisa terjadi pada wanita yang hamil dengan IUD.
Kelahiran prematur
Risiko bayi lahir prematur meningkat jika IUD masih berada di dalam rahim selama kehamilan.
Keguguran
IUD sebagai benda asing dalam rahim bisa memicu keguguran, walaupun sudah dicoba untuk dilepas saat kehamilan diketahui.
Abruptio plasenta
Yaitu kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya, yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi.
Bisakah IUD dilepas saat hamil?
Jika kehamilan baru terjadi dan belum mencapai usia 14 minggu, dokter biasanya akan mempertimbangkan untuk melepas IUD, terutama jika benangnya masih terlihat. Tapi tentu saja, keputusan ini harus melalui pemeriksaan dan pertimbangan medis, karena setiap kasus berbeda.
Ada juga kasus di mana IUD baru keluar dengan sendirinya saat persalinan. Semua tergantung kondisi ibu dan janin.
Kesimpulannya
Meskipun risiko kehamilan dengan IUD sangat kecil, tetap saja tidak sepenuhnya nol. Namun, secara umum, IUD tetap termasuk salah satu alat kontrasepsi paling aman dan efektif. Jadi, bagi ibu yang ingin menggunakan metode KB ini, tidak perlu merasa ragu, asalkan tetap rutin melakukan kontrol ke dokter.