Body Dysmorphia Selama Kehamilan: Mengenali, Mengatasi, dan Menerima Perubahan Tubuh
Infobunda.id - Kehamilan membawa berbagai perubahan dalam tubuh, baik secara fisik maupun emosional. Beberapa perubahan yang sering terjadi antara lain peningkatan berat badan, pembengkakan pada kaki atau wajah, hingga perubahan warna kulit di beberapa area seperti leher yang menggelap.
Ilustrasi Body Dysmorphia Selama Kehamilan: Mengenali, Mengatasi, dan Menerima Perubahan Tubuh. (pexels.com/PNW Production) |
Banyak ibu hamil yang merasa tidak percaya diri akibat perubahan ini, yang dalam beberapa kasus dapat memicu gangguan mental seperti body dysmorphia disorder (BDD). Namun, apa sebenarnya body dysmorphia itu? Bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental selama kehamilan?
Apa Itu Body Dysmorphia?
Body dysmorphia adalah bagian dari gangguan dismorfik tubuh, yaitu kondisi psikologis di mana seseorang terlalu fokus pada kekurangan fisik yang dirasakan, meskipun hal tersebut sering kali tidak terlihat oleh orang lain. Gangguan ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Menurut psikoterapis Charlie Nicely, MHC, yang dikutip dari The Bump, body dysmorphia sering dikaitkan dengan berat badan, tetapi bisa juga berhubungan dengan aspek fisik lainnya. Kondisi ini lebih rentan terjadi pada ibu hamil karena perubahan tubuh yang drastis dapat membuat mereka merasa asing dengan tubuhnya sendiri.
Misalnya, ketika orang-orang dengan penuh kasih sayang menyentuh perut ibu hamil, beberapa dari mereka justru merasa tidak nyaman dan berpikir bahwa orang lain sedang menilai bentuk tubuh mereka yang berubah. Perasaan ini bisa muncul sepanjang kehamilan tetapi umumnya mereda setelah melahirkan, seiring dengan penerimaan diri.
Dampak Body Dysmorphia bagi Ibu Hamil
Ibu hamil yang mengalami body dysmorphia sering merasa cemas, sedih, atau kecewa terhadap perubahan fisiknya. Mereka bisa terus-menerus merasa tidak puas saat bercermin, meskipun sudah berusaha merawat diri. Dalam beberapa kasus, perasaan ini dapat membuat ibu hamil menarik diri dari lingkungan sosial.
Jika dibiarkan, gangguan ini bisa menyebabkan stres berkepanjangan, yang menurut Pregnancy Birth Baby, dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan janin. Beberapa dampak stres selama kehamilan antara lain:
Sakit kepala yang sering terjadi
Kesulitan tidur
Pernapasan menjadi lebih cepat
Jantung berdebar lebih kencang
Selain itu, stres akibat body dysmorphia juga bisa memicu:
Mudah marah dan perubahan suasana hati yang ekstrem
Kecemasan berlebih
Gangguan pola makan, misalnya menghindari makanan tertentu karena takut berat badan naik
Jika tidak ditangani, kondisi ini juga dapat memengaruhi pertumbuhan janin, baik secara fisik maupun mental di masa depan.
Cara Mengatasi Body Dysmorphia Selama Kehamilan
Beberapa ibu mungkin mengalami tantangan dalam menerima perubahan tubuh mereka selama kehamilan. Penambahan berat badan, perubahan hormonal yang menyebabkan payudara membesar, munculnya stretch mark, atau bahkan jerawat, bisa memicu pikiran negatif tentang diri sendiri.
Namun, menurut para ahli dari National Institutes of Health, belajar menerima perubahan tubuh saat hamil dapat membantu mengurangi dampak body dysmorphia. Perlu diingat bahwa semua perubahan ini terjadi untuk mendukung pertumbuhan bayi dalam kandungan dan tidak bersifat permanen.
Berikut beberapa cara untuk membantu ibu hamil menghadapi body dysmorphia:
Ekspresikan perasaan – Menulis jurnal atau berbicara dengan pasangan, keluarga, atau teman bisa membantu mengurangi beban emosional. Jangan memendam perasaan sendiri, karena hal ini bisa memperburuk kondisi mental.
Lakukan aktivitas fisik yang menyenangkan – Berjalan kaki di pagi hari atau berenang bisa membantu meningkatkan suasana hati dan mengalihkan fokus dari perubahan fisik.
Coba prenatal yoga – Yoga selama kehamilan bisa membantu merilekskan tubuh dan mengurangi kecemasan terhadap bentuk tubuh.
Manjakan diri dengan prenatal massage – Pastikan pijatan dilakukan oleh tenaga profesional agar tubuh lebih rileks dan nyaman.
Pelajari lebih banyak tentang perubahan tubuh saat hamil – Mengetahui bahwa perubahan ini wajar dan dialami oleh banyak ibu hamil bisa membantu dalam menerima kondisi tubuh sendiri.
Konsultasi dengan dokter atau psikolog – Jika perasaan negatif terus berlanjut dan mengganggu keseharian, jangan ragu untuk mencari bantuan dari tenaga profesional.
Ingat, Kehamilan Itu Sementara!
Body dysmorphia selama kehamilan adalah hal yang nyata dan dapat berdampak serius pada kesehatan mental ibu hamil. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan gejalanya dan segera mencari cara untuk mengatasinya.
Ingatlah bahwa perubahan fisik selama kehamilan tidak berlangsung selamanya. Dengan pola makan sehat dan olahraga teratur, tubuh ibu dapat kembali ke bentuk semula setelah melahirkan. Yang terpenting, fokuslah pada kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri serta bayi yang sedang tumbuh di dalam kandungan.